Kegiatan Advokasi dan KIE tersebut digelar atas inisiasi Anggota DPR RI Drs H. Darul Siska di Hotel Razaki, Padang, Minggu (13/8/2023).
Dalam sambutannya Anggota DPR RI Drs H. Darul Siska mengatakan, sebagaimana diketahui, bahwa Pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional. Komitmen ini terwujud dalam masuknya stunting ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan dari kondisi 27,6 persen pada tahun 2019 diharapkan menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Para kader, penyuluh dan pengelolah program diharapkan dapat melakukan sosialisasi, advolasi dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) penurunan stunting ini, agar Kota Padang, bisa lebih baik lagi.
Bahwa, perubahan perilaku yang dilakukan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) merupakan bagian yang penting dari intervensi sensitif untuk menurunkan stunting. Beberapa kegiatan terkait upaya perubahan perilaku antara lain penyuluhan untuk mencegah pernikahan dini, penyuluhan keluarga berencana, penyululuhan gizi dan kesehatan, penyuluhan gemar bercocok tanam, dan penyuluhan gemar makan ikan. Kegiatan KIE dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, baik melalui media massa cetak dan elekronik, kegiatan pendidikan, pertemuan langsung, dan juga melalui seni budaya.
Ditambahkan, mempersiapkan generasi emas 2045, meski bukan hal mudah. Tetapi mutlak dan harus dilakukan. Pasalmya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045. anak yang stunting terhambat pertumbuhannya.
Sementara Darul Siska mengatakan, stunting menjadi persoalan yang mesti perhatian semua pihak karena ini menyangkut SDM Indonesia di masa mendatang.
“Stunting sangat mengkuatirkan, mengkuatirkan sebuah negara. Negeri ini tak akan maju kalau masih ada Stunting,” tegas dia.
Persoalan stunting mesti diatasi dari hulu, terutama kepada calon pengantin, yang mesti diberikan pemahaman pentingnya membangun keluarga yang berkualitas.
Tak kalah penting kata dia, masa hamil calon ibu juga harus menjadi perhatian, terutama soal pemenuhan gizi dan emosional, demi melahirkan anak yang sehat agar terhindar dari stunting.
Anggota Komisi IX Bidang Kesehatan ini mencontohkan, Singapura stunting 2 persen. Padahal Singapura bukanlah negara kaya, namun negara maju karena anak-anak pintar-pintar.
Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Padang, Eri Sanjaya stunting juga menjadi persoalan serius di Kota Padang. Dia membeberkan jumlah anak berisiko stungting di kota tersebut mencapai 30 ribu anak. Dari jumlah tersebut baru 13 ribu anak yang mendapatkan pendampingan.(*)
Post a Comment