Bangkit Negeri Bersama PAS
NETRAL-Pada hari Sabtu tanggal 28 Juni 2025 dipagi yang cerah ini di tempat yang suasana yang begitu indah dan angin yang spoy- spoy udara yang begitu sejuk mengiringi pertemuan acara munas ke 2 advokad Sumbar.
“Sangat disayangkan, Pokdarwis kami dibekukan tanpa pemberitahuan maupun proses klarifikasi terlebih dahulu. Apalagi saya pribadi disebut-sebut sebagai pelaku pungli, padahal saya tidak berada di lokasi saat kejadian,” ujar Hendro saat ditemui pada Kamis (19/6/2025).
Pembekuan ini dilakukan pasca viralnya video di media sosial yang menampilkan dugaan pungli terhadap wisatawan asal Malaysia pada 9 Juni lalu. Dalam video tersebut, terlihat seorang pria mengenakan seragam yang diduga melakukan pemungutan biaya tanpa karcis resmi. Tak lama setelah video itu menyebar, Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indrasani, memberikan pernyataan bahwa salah satu pelaku dalam video adalah Ketua Pokdarwis Pantai Air Manis.
Namun tudingan itu dibantah keras oleh Hendro. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak berada di lokasi saat peristiwa tersebut terjadi. “Saat itu saya tidak bertugas dan tidak berada di tempat kejadian. Namun karena saya juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pemuda, saya ikut mendampingi rekan-rekan ketika dipanggil oleh pihak Polsek Padang Selatan,” jelasnya.
“Tidak Ada Unsur Pungli, Semua Sudah Disepakati Secara Resmi”
Hendro mengungkapkan bahwa dalam pemeriksaan oleh pihak kepolisian, tidak ditemukan unsur pelanggaran hukum. Bahkan, menurutnya, aktivitas pemungutan yang dilakukan sudah melewati proses kesepakatan bersama antara berbagai unsur masyarakat.
“Kami punya dokumentasi lengkap, mulai dari surat undangan rapat hingga notulen pertemuan resmi antara kelurahan, ninik mamak, tokoh masyarakat, dan pihak PSM (Perusahaan Sejahtera Mandiri). Itu terjadi pada Desember 2023, jauh sebelum Pokdarwis ini berdiri,” ungkap Hendro.
Dalam kesepakatan tersebut, disetujui bahwa kelompok penjaga keamanan anak nagari bertugas dari pukul 17.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB. Mereka diberi wewenang melakukan penarikan retribusi dengan kontribusi mingguan sebesar Rp500.000 untuk nagari dan tambahan Rp100.000 dari penjualan karcis.
“Kalau itu dianggap pungli, lalu bagaimana nasib kesepakatan adat dan peran tokoh masyarakat? Ini bukan inisiatif sepihak, ada struktur sosial yang bekerja di baliknya,” ujarnya penuh keprihatinan.
Minim Pembinaan, Tapi Langsung Dijatuhi Sanksi
Hendro juga menyoroti minimnya perhatian dari Dinas Pariwisata Kota Padang terhadap Pokdarwis Air Manis. Sejak resmi berdiri pada 12 Januari 2024, ia mengaku belum pernah mendapatkan pembinaan, pelatihan, atau pendampingan dari instansi terkait.
“Dinas Pariwisata Kota tidak pernah turun langsung membina atau melatih kami. Satu-satunya pengalaman belajar yang kami dapatkan hanya dari Dinas Pariwisata Provinsi, itu pun karena sisa kuota dari Pokdarwis lain. Kami merasa seperti anak tiri dalam pengembangan wisata ini,” ujar Hendro.
Menurutnya, keputusan membekukan Pokdarwis justru semakin memperlemah upaya masyarakat lokal dalam mendukung sektor pariwisata yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa keberadaan Pokdarwis sejatinya bertujuan membantu pemerintah, bukan justru menjadi sasaran tanpa perlindungan.
Harapan untuk Kejelasan dan Pembinaan
Di tengah polemik yang berkembang, Hendro berharap semua pihak, khususnya Dinas Pariwisata Kota Padang, bisa lebih terbuka dan adil dalam menyikapi persoalan ini. Ia meminta agar mekanisme klarifikasi dijalankan secara transparan, serta ada evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan kawasan wisata.
“Kami ingin duduk bersama, mencari solusi. Jika ada kekeliruan, mari dibina, bukan langsung dibinasakan. Pokdarwis bukan kelompok liar. Kami berdiri dengan niat membantu, bukan mencederai. Kami berharap ada kejelasan, pembinaan, dan komunikasi yang sehat ke depan,” pungkas Hendro.
Catatan: Menata Ulang Peran Pokdarwis
Kasus ini seolah menjadi potret bahwa relasi antara masyarakat lokal dan pemerintah dalam pengelolaan pariwisata masih belum sepenuhnya selaras. Di satu sisi, warga didorong untuk aktif menjaga dan mengembangkan destinasi, namun di sisi lain, mereka rentan terjebak dalam kebijakan yang minim dialog dan transparansi.
Pembekuan sepihak terhadap Pokdarwis Air Manis tanpa investigasi menyeluruh dan tanpa pembinaan yang memadai bisa menjadi preseden buruk bagi pengelolaan wisata berbasis komunitas. Apakah semangat pemberdayaan itu benar-benar hidup, atau hanya retorika dalam dokumen perencanaan?
(Mond)
Sumbar, netralpost.net--- Direktorat Intelkam Polda Sumbar beserta Bhayangkari dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79 Tahun 2025, melaksanakan kegiatan Bakti Religi dan Bakti Sosial di Kota Padang, Selasa (18/6/2025).
Dirintelkam Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Mulyanto, S.I.K., S.H., M.Si. mengungkapkan bahwa, " Total bantuan yang disalurkan sebanyak 105 paket sembako dan uang tunai, disalurkan ke beberapa titik lokasi", Ungkapnya.
disalurkan ke beberapa titik lokasi sebagai berikut :
Berikut Beberapa titik lokasi penyaluran Bantuan:
A. Kegiatan Bakti Religi
1. Masjid Raya Pasar Gadang (Waktu: Pukul 08.00 – 08.30 WIB)
Kegiatan: Penyerahan bantuan berupa:
• Paket Sembako
• Uang Tunai
2. Vihara Buddha Warman Kota Padang (Waktu: Pukul 08.30 – 09.00 WIB)
Kegiatan: Penyerahan bantuan berupa:
• Paket Sembako
• Uang Tunai
B. Kegiatan Bakti Sosial
1. Panti Asuhan Aisyiyah
Alamat: Jl. Sawah Liat No. 37A, Gunung Pangilun, Kec. Nanggalo, Kota Padang
Kegiatan dipimpin langsung oleh Dirintelkam Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Mulyanto, S.I.K., S.H., M.Si, didampingi Bhayangkari, dan personel Ditintelkam.
Bantuan yang disalurkan:
20 Paket Sembako
Uang Tunai
Bantuan diterima oleh Ketua Panti dan disaksikan oleh pengurus serta anak-anak panti.
2. Panti Asuhan Al Ihsan
Alamat: Jl. Gajah Mada Dalam, Kp. Olo, Kec. Nanggalo, Kota Padang
Kegiatan dipimpin langsung oleh Dirintelkam Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Mulyanto, S.I.K., S.H., M.Si, didampingi Bhayangkari, dan personel Ditintelkam.
Bantuan yang diserahkan:
Paket Sembako
Uang Tunai
Bantuan diterima oleh pengurus Yayasan Panti Asuhan Al Ihsan.
3. Panti Asuhan Darul Ma’arif
Alamat: Jl. Gajah Mada No. 41, Kec. Nanggalo, Kota Padang
Kegiatan dipimpin langsung oleh Dirintelkam Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Mulyanto, S.I.K., S.H., M.Si, didampingi Bhayangkari, dan personel Ditintelkam.
Bantuan yang diberikan:
Paket Sembako
Uang Tunai
Diterima langsung oleh pengurus yayasan dengan ucapan terima kasih atas perhatian dari Polri.
4. Kampus Universitas PGRI Sumatera Barat
Dalam rangka mempererat sinergi dengan mitra keamanan, turut diserahkan bantuan kepada Petugas Keamanan (Security) Mitra Polri di lingkungan kampus. Bantuan yang diserahkan:
Paket Sembako
Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh personel Ditintelkam Polda Sumbar.
Seluruh rangkaian kegiatan berakhir pada pukul 11.30 WIB, dalam keadaan aman dan tertib.
Kombes Pol Dwi Mulyanto mengatakan kehadiran jajarannya ini menunjukkan komitmen kuat Polri dalam mendukung kegiatan sosialyang bermanfaat bagi masyarakat.
Ia menambahkan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk terus menumbuhkan semangat kepedulian dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan. (Nofri)
Sumbar - Tim Search and Rescue (SAR) gabungan yang terdiri dari Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Sumatera Barat, Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, dan instansi terkait lainnya berhasil menemukan seorang warga tanpa identitas yang dilaporkan tenggelam di Pantai Padang pada Selasa, 3 Juni 2025. Korban ditemukan pada Rabu siang, 4 Juni 2025, dalam kondisi meninggal dunia.
Pencarian dimulai sejak Selasa sore setelah laporan diterima dari warga setempat yang melihat korban terseret ombak di kawasan Pantai Padang.
Tim SAR gabungan segera dikerahkan dengan menggunakan perahu karet dan melakukan penyisiran di sepanjang garis pantai serta perairan sekitar lokasi kejadian. Pencarian sempat terkendala kondisi cuaca dan gelombang laut yang cukup tinggi, namun tim tetap berupaya maksimal dengan melibatkan penyelam dan peralatan pendukung.
Pada Rabu, 4 Juni 2025, sekitar pukul 11.30 WIB, jasad korban akhirnya ditemukan terapung tidak jauh dari lokasi awal kejadian, tepatnya di sekitar area batu grip Pantai Padang. Kompol Yandrianus Chan, selaku Ps. Kasubdit Patroli yang memimpin operasi dari Ditpolairud Polda Sumbar.
"Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Jenazah langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk proses identifikasi lebih lanjut," ujar Kabid humas Polda Sumbar Kombes Pol Susmelawati Rosya.
Setelah proses identifikasi, jenazah diserahkan kepada pihak berwenang untuk diteruskan ke keluarga atau pihak terkait.
Kabid Humas juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di pantai, mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu belakangan ini.
"Kami mengimbau agar pengunjung pantai selalu mematuhi peringatan petugas dan tidak berenang terlalu jauh dari bibir pantai, terutama saat gelombang tinggi," katanya.
Operasi SAR ini resmi ditutup setelah korban ditemukan, dan seluruh personel yang terlibat kembali ke kesatuan masing-masing.
"Keberhasilan tim SAR gabungan dalam menemukan korban menunjukkan sinergi yang kuat antarinstansi dalam menangani situasi darurat di wilayah perairan Sumatera Barat," tutup Kabid Humas.(*)
Sumbar, netralpost— Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat, Irjen. Pol. Gupuh Setyono, S.I.K., M.Si., memimpin langsung upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilaksanakan di Lapangan Apel Mapolda Sumbar pada Senin pagi (2/6).
Upacara ini dihadiri oleh seluruh Pejabat Utama (PJU) Polda Sumbar serta segenap peserta upacara dari jajaran Polda Sumbar. Kegiatan berlangsung dengan khidmat, penuh semangat nasionalisme, serta diwarnai dengan pengibaran bendera Merah Putih dan pembacaan teks Pancasila.
Membacakan amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia, Yudian Wahyudi, Wakapolda menyampaikan bahwa tanggal 1 Juni 2025 merupakan momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu Hari Lahir Pancasila.
“Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” ucapnya.
Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045.
“Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia,” lanjutnya.
Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata.
“Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita. Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan, mulai dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital,” sambungnya.
Mari jadikan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa.
“Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan, dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila. Kita ingin Indonesia yang maju, bukan hanya secara teknologi, tetapi juga secara moral,” tegasnya.
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan.
“Marilah kita terus bergotong royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa, dan bernegara,” tutupnya.
Solok, netralpost.net — Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Solok, Riki Rizo Namzah, SPd.I, menyampaikan seruan kebangsaan yang mengajak seluruh generasi muda Indonesia untuk menjadikan momentum ini sebagai refleksi dan penguatan terhadap nilai-nilai dasar negara.
Dalam sambutannya, Riki menegaskan pentingnya memahami kembali makna pidato bersejarah Ir. Sukarno pada 1 Juni 1945 yang menjadi tonggak lahirnya Pancasila. “Pidato itu adalah dasar berdirinya bangsa kita.
Lima prinsip yang disampaikan Bung Karno menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus terus kita jaga,” ujarnya.
Riki menyerukan empat prinsip penting yang perlu ditanamkan generasi muda dalam memperingati Hari Lahir Pancasila. Pertama, memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila. Kedua, meningkatkan kesadaran sejarah dan semangat nasionalisme.
Ketiga, mempromosikan persatuan dalam keberagaman. Dan keempat, mengembangkan pemahaman kritis terhadap implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Ia juga menekankan bahwa nilai-nilai Pancasila telah menjadi ruh dalam setiap kegiatan GP Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser). “Ketika disebut siapa kita, kami jawab: Ansor Banser NU.
Ketika disebut dasar negara kita, kami katakan: Pancasila. Dan akidah kita adalah Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja),” tegasnya.
Menurut Riki, peringatan Hari Lahir Pancasila tidak boleh hanya menjadi seremonial tahunan, tetapi harus menjadi ajakan nyata untuk menjaga keutuhan dan keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ia berharap generasi muda mampu melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur Pancasila.
“Sebagai generasi penerus, mari kita jaga nilai dasar ini dan wujudkan cita-cita para pendiri bangsa. Semoga Indonesia senantiasa terjaga dan terlindungi dalam naungan nilai-nilai Pancasila,” tutup Riki.