Sumbar - Tim Search and Rescue (SAR) gabungan yang terdiri dari Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Sumatera Barat, Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, dan instansi terkait lainnya berhasil menemukan seorang warga tanpa identitas yang dilaporkan tenggelam di Pantai Padang pada Selasa, 3 Juni 2025. Korban ditemukan pada Rabu siang, 4 Juni 2025, dalam kondisi meninggal dunia.
Pencarian dimulai sejak Selasa sore setelah laporan diterima dari warga setempat yang melihat korban terseret ombak di kawasan Pantai Padang.
Tim SAR gabungan segera dikerahkan dengan menggunakan perahu karet dan melakukan penyisiran di sepanjang garis pantai serta perairan sekitar lokasi kejadian. Pencarian sempat terkendala kondisi cuaca dan gelombang laut yang cukup tinggi, namun tim tetap berupaya maksimal dengan melibatkan penyelam dan peralatan pendukung.
Pada Rabu, 4 Juni 2025, sekitar pukul 11.30 WIB, jasad korban akhirnya ditemukan terapung tidak jauh dari lokasi awal kejadian, tepatnya di sekitar area batu grip Pantai Padang. Kompol Yandrianus Chan, selaku Ps. Kasubdit Patroli yang memimpin operasi dari Ditpolairud Polda Sumbar.
"Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Jenazah langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk proses identifikasi lebih lanjut," ujar Kabid humas Polda Sumbar Kombes Pol Susmelawati Rosya.
Setelah proses identifikasi, jenazah diserahkan kepada pihak berwenang untuk diteruskan ke keluarga atau pihak terkait.
Kabid Humas juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di pantai, mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu belakangan ini.
"Kami mengimbau agar pengunjung pantai selalu mematuhi peringatan petugas dan tidak berenang terlalu jauh dari bibir pantai, terutama saat gelombang tinggi," katanya.
Operasi SAR ini resmi ditutup setelah korban ditemukan, dan seluruh personel yang terlibat kembali ke kesatuan masing-masing.
"Keberhasilan tim SAR gabungan dalam menemukan korban menunjukkan sinergi yang kuat antarinstansi dalam menangani situasi darurat di wilayah perairan Sumatera Barat," tutup Kabid Humas.(*)
Sumbar, netralpost— Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat, Irjen. Pol. Gupuh Setyono, S.I.K., M.Si., memimpin langsung upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilaksanakan di Lapangan Apel Mapolda Sumbar pada Senin pagi (2/6).
Upacara ini dihadiri oleh seluruh Pejabat Utama (PJU) Polda Sumbar serta segenap peserta upacara dari jajaran Polda Sumbar. Kegiatan berlangsung dengan khidmat, penuh semangat nasionalisme, serta diwarnai dengan pengibaran bendera Merah Putih dan pembacaan teks Pancasila.
Membacakan amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia, Yudian Wahyudi, Wakapolda menyampaikan bahwa tanggal 1 Juni 2025 merupakan momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu Hari Lahir Pancasila.
“Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” ucapnya.
Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045.
“Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia,” lanjutnya.
Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata.
“Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita. Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan, mulai dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital,” sambungnya.
Mari jadikan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa.
“Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan, dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila. Kita ingin Indonesia yang maju, bukan hanya secara teknologi, tetapi juga secara moral,” tegasnya.
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan.
“Marilah kita terus bergotong royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa, dan bernegara,” tutupnya.
Solok, netralpost.net — Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Solok, Riki Rizo Namzah, SPd.I, menyampaikan seruan kebangsaan yang mengajak seluruh generasi muda Indonesia untuk menjadikan momentum ini sebagai refleksi dan penguatan terhadap nilai-nilai dasar negara.
Dalam sambutannya, Riki menegaskan pentingnya memahami kembali makna pidato bersejarah Ir. Sukarno pada 1 Juni 1945 yang menjadi tonggak lahirnya Pancasila. “Pidato itu adalah dasar berdirinya bangsa kita.
Lima prinsip yang disampaikan Bung Karno menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus terus kita jaga,” ujarnya.
Riki menyerukan empat prinsip penting yang perlu ditanamkan generasi muda dalam memperingati Hari Lahir Pancasila. Pertama, memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila. Kedua, meningkatkan kesadaran sejarah dan semangat nasionalisme.
Ketiga, mempromosikan persatuan dalam keberagaman. Dan keempat, mengembangkan pemahaman kritis terhadap implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Ia juga menekankan bahwa nilai-nilai Pancasila telah menjadi ruh dalam setiap kegiatan GP Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser). “Ketika disebut siapa kita, kami jawab: Ansor Banser NU.
Ketika disebut dasar negara kita, kami katakan: Pancasila. Dan akidah kita adalah Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja),” tegasnya.
Menurut Riki, peringatan Hari Lahir Pancasila tidak boleh hanya menjadi seremonial tahunan, tetapi harus menjadi ajakan nyata untuk menjaga keutuhan dan keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ia berharap generasi muda mampu melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur Pancasila.
“Sebagai generasi penerus, mari kita jaga nilai dasar ini dan wujudkan cita-cita para pendiri bangsa. Semoga Indonesia senantiasa terjaga dan terlindungi dalam naungan nilai-nilai Pancasila,” tutup Riki.